Selasa, 31 Juli 2012

Contoh Stimulasi Perkembangan Anak Berdasarkan Tahapan Usia

Sebagai orangtua tentunya akan selalu memperhatikan perkembangan motorik anak, kapan anak bisa tengkurap, mengankat kepala, menggenggam, merangkak, duduk dan berjalan. Perkembangan motorik adalah proses tumbuh kembang kemampuan gerak seorang anak. Pada dasarnya, perkembangan ini berkembang sejalan dengn kematangan saraf dan otot anak. Sehingga, setiap gerakan sesederhana apapun, adalah merupakan hasil pola interaksi yang kompleks dari berbagai bagian dan system dalam tubuh yang dikontrol oleh otak. Dan patut diingat, perkembangan setiap anak tidak akan sama, tergantung proses kematangan masing-masing anak. Perkembangan fisik motorik pada anak dapat ditandai dari pertumbuhan fisiknya yang meliputi peningkatan berat badan, tinggi badan, lingkar kepala dan tonus otot. Pertumbuhan fisik anak perlu dicermati. Sebab, kurang optimalnya pertumbuhan fisik dapat menjadi pertanda ada sesuatu pada diri anak. Umumnya orangtua diberikan catatan untuk mendata pertumbuhan anaknya dan lembaran ini telah disediakan oleh dokter atau rumah sakit tempat melakukan konsultasi. Khusus untuk berat badan, tinggi badan dan lingkar kepala dapat dipantau pertumbuhannya melalui Kartu Menuju Sehat (KMS). KMS tersebut dapat dibawa pulang karenanya setiap konsultasi hendaknya selalu dibawa. Perkembangan motorik meliputi motorik kasar dan motorik halus. Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar seperti kemampuan duduk, menendang, berlari, naik turun tangga daln lain-lain. Sedangkan perkembangan motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus yang banyak dipengaruhi oleh kesempatan belajar dan berlatih, seperti memindahkan benda dari tangan, mencoret-coret, menyusun balok, menulis dan lain-lain. Beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik selain genetik, kondisi pralahir, gizi dan kecerdasan juga stimulasi. Perkembangan kognitif adalah perkembangan anak dalam mengembangkan kemampuan berfikir, seperti kemampuan memecahkan masalah, mengingat, dan penguasaan bahasa. Perkembangan psikososial adalah perkembangan yang berhubungan dengan perasaan atau emosi dan interaksi anak dengan lingkungannya. Pada manusia terutama pada masa anak-anak, proses perkembangan terjadi sangat cepat. Tiga tahun pertama dalam kehidupan anak-anak merupakan masa yang paling sensitif karena masa tersebut dikaitkan dengan the golden age atau masa pesat perkembangan otak. Pesatnya perkembangan otak dalam periode ini ditandai dengan pertambahan berat otak dari 400 gr di waktu lahir menjadi 3 kali lipatnya seteleh akhir tahun ketiga. Oleh karena golden age merupakan masa yang tepat untuk memberi bekal yang kuat pada anak serta menggali potensi kecerdasan anak sebanyaknya. Dalam perkembangan anak, pemberian makanan bergizi jelas sangat penting. Namun harus diperhatikan juga faktor emosi (kasih sayang, rasa aman) dan stimulasi. Stimulasi adalah adalah rangsangan yang dilakukan sejak bayi baru lahir (bahkan sebaiknya sejak di dalam kandungan) dilakukan setiap hari, untuk merangsang semua sistem indera (pendengaran, penglihatan, perabaan, pembauan, pengecapan). Selain itu harus pula merangsang gerak kasar dan halus kaki, tangan dan jari-jari, mengajak berkomunikasi, serta merangsang perasaan yang menyenangkan bayi dan anak-anak. Stimulasi merupakan hal yang penting dalam tumbuh kembang anak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak yang kurang kasih sayang dan kurang stimulasi akan mengalami hambatan dalam pertumbuhan dan perkembangannya serta kesulitan dalam berinteraksi dengan orang lain. Stimulasi yang diberikan pada anak selama tiga tahun pertama (golden age) akan memberikan pengaruh yang sangat besar bagi perkembangan otaknya dan menjadi dasar pembentuk kehidupan yang akan datang. Semakin dini stimulasi yang diberikan, maka perkembangan anak akan semakin baik. Semakin banyak stimulasi yang diberikan maka pengetahuan anak akan menjadi luas sehingga perkembangan anak semakin optimal. Disebutkan juga bahwa jaringan otak anak yang banyak mendapat stimulasi akan berkembang mencapai 80% pada usia 3 tahun. Sebaliknya, jika anak tidak pernah diberi stimulasi maka jaringan otak akan mengecil sehingga fungsi otak akan menurun. Hal inilah yang menyebabkan perkembangan anak menjadi terhambat. Berbagai kegiatan yang dilakukan sehari-hari dalam mengurus dan merawat anak dapat menjadi sarana untuk memberikan beraneka jenis stimulasi untuk memicu perkembangan otaknya. Stimulasi yang diberikan akan diterima oleh panca indera dan selanjutnya akan disampaikan ke otak. Bagi otak maupun panca indera anak yang belum mencapai tingkat perkembangan yang optimal, stimulasi tersebut merupakan pelajaran baru. Hal ini akan memicu otak belajar, menganalisa, memahami dan memberikan respon yang tepat terhadap stimulasi tersebut. Kegiatan stimulasi meliputi berbagai kegiatan untuk merangsang perkembangan anak seperti melatih gerakan, bicara, berpikir, mandiri serta bergaul. Stimulasi dapat dilakukan oleh orang tua atau keluarga lainnya. Tujuan stimulasi yaitu membantu anak mencapai tingkat perkembangan yang optimal atau sesuai dengan yang diharapkan. Contoh Stimulasi Perkembangan Anak Berdasarkan Tahapan Usia I Bayi 0-1 bulan 1. Ketika bayi rewel dipeluk dengan kasih saying 2. Meletakan benda yang bergerak-gerak di atas bayi 3. Melatih menelungkupkan bayi 4. Mengajak bayi tersenyum II Bayi 1-4 bulan 1. Bayi dipeluk, dicium, dinyanyikan lagu dan dibuainya 2. Bayi diajak bicara, menirukan gerak dan mimik bayi, diperdengarkan suara lainnya 3. Melatih bayi membalik badan (ditelungkupkan) 4. Melatih bayi mengenggam III Bayi 4-6 bulan 1. Melatih bayi didudukan 2. Melatih bayi menggunakan kedua tangan memegang benda 3. Melatih bayi menirukan bunyi agar ditirukan 4. Melatih bayi menirukan bunyi (main ci-luk-ba, da-da) IV. Bayi 6-9 bulan 1. Melatih mengangkat bayi untuk berdiri 2. Melatih bayi memasukan/mengeluarkan benda dari suatu wadah 3. Memperlihatkan gambar dan menyebutkan namanya 4. Mengajak bayi dengan cara/bentuk permainan bersama-sama V. Bayi 9-12 bulan 1. Melatih bayi berjalan berdiri 2. Melatih bayi menggelindingkan bola 3. Melatih bayi corat-coret menggambar 4. Mengajak bayi makan bersama keluarga VI Bayi 12-18 bulan 1. Malatih anak naik turun tangga (rumah) 2. Bermain melempar dan menangkap bola 3. Melatih menunjuk dan menyebut bagian tubuh 4. Memberi kesempatan anak melepas baju VII Bayi 18-24 bulan 1. Melatih keseimbangan anak berdiri dengan satu kaki bergantian 2. Melatih anak menggambar bulatan, segitiga 3. Melatih anak mau menceritakan apa yang dilihatnya 4. Melatih anak tentang kebersihan diri (buang air kecil/besar pada tempatnya) 5. Mengajak anak bermain bola dan melompatnya 6. Mengajak untuk ikut bernyanyi VIII Bayi 2-3 tahun 1, Melatih anak berdiri dengan satu kaki 2. Melatih anak menyusun balok 3. Melatih anak mengenal bentuk benda dan warnanya 4. Melatih anak tentang kebersihan diri seperti mencuci kaki, buang air kecil/besar di toilet 5. Melatih anak dibaju sendiri 6. Sering mengajak anak keluar (tempat bermain, toko, kebun binatang, dll)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

sHOutBox

Name :
Web URL :
Message :
:) :( :D :p :(( :)) :x